i'm admirer of dmasiv

i'm admirer of dmasiv

Selasa, 02 Maret 2010

"TAKKAN PERNAH ADA" Cerpen created by sarah anggrainy

“Ka rian mana yach?”,tanya arah kebingungan berdiri di depan rumah ka rian sambil melongok. Arah slalu ingin bersama ka rian,baginya rian lah sahabat sekaligus seorang kakak yg amat ia rindukan setelah kepergian kakak kandungnya kiki. Rian tak begitu berbeda dengan Kiki karna keduanya adalah sahabat yg baik,tutur katanya pun selalu mengingatkan Arah pada Kiki hampir tak ada yg berbeda dari rian jika disamakan dengan kiki.

Selang ½ jam arah menunggu tiba-tiba ada yg menepuk pundaknya,arah pun tersentak…

“Uuuugh,.kakak kebiasaan?!”,keluh arah dengan menampilkan mimik wajah ngambek.

“Hehehehe, maaf ya ade ku tersayang??”,ujar rian membelai manja nan lembut kepala arah.

“Ketawa lagi ga lucu tau!?”,jawab arah jutek sambil mengalihkan pandangannya.

“Udah ayuuk kita main gitar,..”,ajak ka rian mengajak arah masuk ke rumahnya tak ada waktu yg terbuang lagi tuk menanti,ka Rian pun mengambil gitarnya dan mulai memetik dengan perlahan tuk menyocokkan nada pada senarnya.

“Nah udah pas neh senarnya dah mantap,ade ku yg manis mau nyanyi lagu apa?”,Tanya rian.

Arah masih termenung melihat gitar yg ka rian pegang,..

“Helloooouuoo ade,are you oke?”,sapa ka rian mencoba menyadarkan arah dari lamunannya.

“Iya-iya ka aku bisa kouk ,aku bisa kouk”, jawab arah tersadar dari lamunannya.

“Aduuh,..kenapa lagi kamu dari tadi melamun aja,ada yg salah yach sama kakak??”,Tanya rian.

“Ah, nggak apa-apa kok,.. aku baik-baik aja,ayo ka nyanyi lagu Geisha yg judulnya Takkan Pernah Ada??”,ujar arah mengalihkan pembicaraan.

Tak perlu menunggu ka rian pun memetik gitarnya,.. arah pun bernyanyi riang,..

“dia,..memang hanya dia ku slalu memikirkannya tak pernah ada habisnya…

“benar dia,.. benar hanya dia ku slalu menginginkannya belaian dari tangannya,…

“mungkin hanya dia,.harta yg paling terindah di perjalanan hidup ku setiap derak denyut nadi ku

“mungkin hanya dia indah nya sangat berbeda ku haus merindukannya,..

“ku ingin kau tahu isi hati ku,.. kau lah yg terakhir dalam hidup ku.

Tak ada yg lain hanya kamu,.. tak pernah ada,.. tak kan pernah ada…

“ku ingin kau slalu difikiran ku,..kau yg slalu larut dalam darah ku…

tak ada yg lain hanya kamu,.. tak pernah ada,.. takkan pernah ada,..

Terasa lagi akan kenangan itu yach kenangan arah bersama kakak nya kiki,..

slalu ia nyanyikan lagu itu bersama kiki di sela waktu senggannya,.. indah terasa hingga kini menjadi kenangan,.. air mata pun jatuh,..tak tersadari oleh arah,..hanya rian yg memandangnya dengan senyuman ketegaran.

“Uhm,uhm,..”,tegur Rian.

“ Aku ga nangis,.. Aku cuma ingat aja sama ka kiki,.. Aku rindu sama ka kiki,.. Rindu banget,..”,ujar arah menatap lesu harapannya. Rian merangkul arah dengan dekapannya,..agar arah bersandar dalam pelukannya,..arah sangat menyayangi kiki,..ia sangat kehilangan ketika kiki harus pergi untuk selamanya karna kecelakaan setelah mengantar arah ke tempat less gitar.

“Jangan bersedih? Gimana kalo sekarang kita ke pemakamannya aja?kan kamu rindu sama kiki,siapa tahu bisa mengobati rindu kamu?”,ujar rian membelai manja rambut arah.

“Tapi ka? Aku,..?”,Tanya arah ragu.

“Tapi kamu rindu setengah mati sama dia kan?”,Tanya rian menegaskan kata-kata yg terbata-bata. Arah hanya menganggukkan kepalanya tanpa bersua, mereka berdua pun berangkat ke pemakaman. Sesampainya di pemakaman,..arah mulai menatap semu langkahnya,.. Bunga mawar putih masih tergeletak di dekat batu nisan sebagai tanda salam perpisahan, Bunga itu pun sudah layu warnanya tak lagi putih, Kelopaknya pun tak lagi seutuh waktu pertama kali arah taruh di atas batu nisan, arah mengusap batu nisan kiki memandangnya dengan penuh kerinduaan yg tertinggal atas kepergian yg terlalu cepat.

“De,..? Kita bacakan surat al-fatihah tuk kiki yach?”,Tanya rian sementara arah hanya menganggukkan kepalanya lalu mengangkat kedua tangannya tuk berdoa selesai berdoa Arah pun merenung menatap sayu sambil mencabuti rerumputan yg tumbuh di sekitar tempat bersemayam kakak tercintanya itu…

“Ka rian,Boleh aku minta kakak main kan gitar?aku mau nyanyi sama ka kiki?boleh ya ka?”,pinta arah dengan lirih. Rian pun tersenyum dan memetik gitarnya…arah bernyanyi dengan mengingat kenangannya bersama kiki sebelum akhirnya kiki pergi meninggalkannya..

“Abang?de mbem udah nyanyi buat abang,..sekarang de mbem ga kesepian lagi,.. ada ka rian yg nemenin de setiap kali de ingin nyanyikan lagu kenangan itu,.. semoga tak kan pernah ada lagi yg ninggalin de?semoga ka rian akan selamanya nemenin de? Abang de sayang sama abang tetap tersenyum disana yach?? I love you abang?”,ujar arah menangis penuh haru dan mencium batu nisan kiki rian pun tersenyum tak ada sedikit pun rasa iba dari raut wajahnya,hati nya memang miris mendengar kata-kata pengharapan dari arah namun ia harus tetap tersenyum seperti janjinya pada kiki tuk menjaga arah. Hari sudah mulai gelap rerintikan gerimis mulai membasahi ,..

“De ayo kita pulang udah mau hujan,nanti di cariin mamah??”,ajak rian pada arah. Hari itu pun menjadi hari yg amat iba,.. yach dimana arah harus menahan rasa rindunya,.. arah dan rian kembali pulang dalam perjalanan hujan terus mengguyur dengan deras, rian tetap meneruskan perjalanannya karna tak ingin pulang terlalu larut. Jalan pun begitu licin tak ia sadari bahwa di ujung sana ada sebuah jurang,.. rian tetap melaju,.. rem pun tak mampu menahan rian dan arah jatuh terpeleset kedalam jurang,.. tak ada yg tahu mereka kecelakaan hari itu karna waktu sudah terlalu malam,..

Selang keesokkan harinya,..warga menemukan rian dan arah tergeletak di tepian jurang,.. mereka membawa arah dan rian ke salah satu rumah warga yg biasa di guna kan tuk tempat berobat,.. entah tak ada yg tahu arah dan rian masih hidup atau tidak karna keduanya pun di perkirakan koma,… seminggu pun telah terlewati inah salah satu petugas dari puskesmas tak menyangka akhirnya salah satunya pun sadar. Ya rian sadar dari komanya selama seminggu penuh.

“Mba?? Sa,…sa..ya ada dimana??”,Tanya rian pada inah.

“Kamu ada di desa cilengsih,seminggu yg lalu kamu koma,warga desa yg menemukan kamu tergeletak di pinggiran jurang”,terang inah menjelaskan.

“Di jurang? Mba tahu adik saya?? adik saya dimana mba??”,Tanya rian gelisah.

“Adik anda ada di kamar sebelah,… namun sayang ia belum sadarkan diri,luka nya sangat parah sepertinya kepalanya terbentur oleh batu sehingga menimbulkan luka yg dalam,.. luka lain nya hanya goresan saja hanya di bagian kepala saja sangat dalam akibat benturan keras”,ujar inah dengan detail.

“Boleh saya menenggoknya mba?tanya rian berharap. Inah hanya mengangukkan kepalanya,… rian pun mencoba tuk bangun dari tempat tidurnya ,ya… arah masih terbaring disana terbaring dengan luka-lukanya yg pastinya terasa sakit.

“Ade ku sayang?bangun de ni ka rian?ade harus bangun??”,ujar rian gelisah rian memegang tangan arah mencoba memeriksa denyut arah,.. ternyata arah masih bernafas ia hanya koma.. sudah hampir 11 hari rian dan arah singgah di desa cilengsih,.. rian pun sudah pulih dari luka-lukanya namun arah? Ia masih saja tertidur dalam komanya…

“Bangun de? Bangun? Kakak mohon bangun jangan tinggalin kakak??”,ujar rian sambil mengenggam tangan arah dengan erat. Tak lama mata arah pun mulai terbuka arah mulai tersadar dari tidurnya,..

“Kakak??”,ujar arah dengan suaranya yg masih sendu.

“iya de,..ini kakak,.. kamu harus bangun yach de?jangan tinggalin kakak?”,ujar rian terenyuh.

“Aku sayang ka rian sayang banget”,ujar arah seketika matanya pun kembali terpejam.

“kakak juga sayang sama kamu arah, kamu akan selamanya jadi adik kakak”,ujar rian membelai pipi arah.

“lho?de?ade…..???”,rian mulai gelisah karna arah pun tak lagi berbicara dan matanya pun terpejam kembali dalam tidurnya. Yach,… rian tak menyadari bahwa arah telah tiada,.. ia telah pergi,.. pergi tuk selamanya,… rian pun memeluk erat tubuh arah yg sudah tak bernafas lagi,.. tangis menebar keharuan yg tak pernah terkira akan terjadi,.. hujan pun menghantar kepergian arah,.. tak ada lagi senyuman hari ini,tak ada lagi pinta arah yg sangat manja kepada rian tuk bermain gitar, namun tak kan pernah ada yg menggantikan senyumannya yg membuat setitik kerinduan akan kehadirannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar