Semasa kecil aku mempunyai sahabat,dia selalu menghampiriku dengan berbagai perasaan yg tersirat jelas di raut wajah ku, dia selalu ada dengan senyumnya dan jua guyonan yang membuat ku berseri-seri memandangnya,dia selalu membuat semuanya menjadi lebih berbeda,.. lebih berarti,.. dan lebih terasa indah di hati.
Namanya Muhammad Fahri namun aku memiliki panggilan yg berbeda untuknya,yaitu: Ojan. Apapun suasana hati? ketika aku bersama nya selalu terlalui dengan senyuman tak peduli apa isi hati, tak mengiraukan apa yg ada di benak, semua nya berjalan dengan baik penuh tawa dan ekspresi lainnya. Sayang semua itu harus berakhir begitu cepat ketika fahri harus pindah ke luar kota bersama orang tuanya entah tuk berapa tahun demi menjalankan tugas ayahnya sebagai aparat Negara.
“Ojan,…?? Klu nanti kamu jadi pergi ,.. Apa ia nanti kita akan bertemu lagi?? Apa benar nanti kita masih bisa bersama lagi seperti saat ini??”,Tanya ku polos.
“(Fahri hanya tersenyum) Pasti nya kita nanti akan bertemu kembali peri kecil ku yg manis?”,ujar fahri mencubit pipi ku gemas.
“Tapi,.. uhm klu seandainya kita ga bisa ketemu lagi bagaimana??Nanti kamu ga bisa tepatin janji kamu untuk selalu menemani aku??”,Tanya ku dengan nada merendah.
“Hmmm, peri kecil ku yg cantik (menghela nafas lalu ucapnya memuji ku lagi dan kali ini sambil membelai kepala ku dengan manja) dengar yach aku akan selalu ada untuk kamu,.. kita ga akan pernah terpisah oleh apapun kecuali kehendak tuhan.. jadi selama aku masih bernafas,.. dan selama aku masih sanggup berjalan,.. aku akan selalu merindukan kamu”,ujar fahri.
Saat-saat itu begitu indah dimana aku dan fahri masih berbicara sebelum detik terakhir tuk berpisah ,… tak lama mamah memanggil ku, memberitahukan bahwa fahri di panggil ayah nya tuk bersiap-siap karna akan berangkat detik itu jua. Aku menghampiri mamah,.. menatap fahri dengan tak berisyarat,.. tak ada senyum dari ku untuk nya kali ini, ya aku hanya terdiam, terdiam dalam kebisuan yg mendadak hadir di sela perpisahan yg tak pernah aku inginkan tuk terjadi.
Fahri hanya tersenyum memandang ku sambil pergi berlalu dari hadapan ku,.. tak ada kata dari nya hanya senyum dari nya. Usai itu jua aku masih terdiam ya,.. diam yg membuat ku bertanya hingga sampai kini aku menantinya,.. menanti jauh dari yg ku kira,.. jika waktu terlalu jauh memisahkan ku dari hal yg sebelumnya ku bayangkan. di saat aku benar-benar menantinya aku ,slalu melihat kenangan itu melalui lukisan fahri yang menggambarkan aku dan dia yg berada di taman tempat dimana kami terbiasa bersama-sama melalui masa kecil yg amat menyenangkan.
Waktu penantian ku cukup lama ,kira-kira 18 tahun sudah terlewati. Entah rasa penantian ku ini membuat aku bertahan untuk menanti janjinya?? Setiap seminggu sekali aku slalu mengunjungi taman tempat masa kecil ku dengannya yg kini aku nantikan bernostalgia dalam lamunan ku semasa kecil ku dulu tentang apa saja yg aku lakukan,… berharap dia kan datang dan menyapa ku yg telah lama menantinya hingga kini tak ada sedikit pun rasa letih ku dalam menantinya??
Hari ke hari aku lewati detik ke detik terlalui dengan berbagai asa dan jua tanya ku atas dirinya? Jika boleh ku utarakan dengan jujur sebenarnya aku merindukan nya,.. rindu akan sosok nya yg dulu menjadi sahabat ku,… tak ku mengerti akan rasa ini dan jua gejolak yg bertanya tentang keberadaan nya? Diri nya?? Apa saja tentang dia yg bisa membuat ku tenang akan dia.
Sampai suatu ketika,… sampai aku tahu ada kabar dari mamah nya,.. yg singgah ke rumah ku,.. ia datang dengan terburu-buru,.. entah ku tak mengerti ada apa dengan nya? Hingga tak karuan seperti itu,..
“Nak ,..?ibu butuh bantuan kamu nak?? Ibu mohon dengan sangat kamu mau kan ikut ibu sekarang??”,tanya ibu nya fahri.
“Ra akan bantu sebisa kemampuan ra jika ibu membutuhkan nya,..Tapi apa sebenarnya yg ibu risaukan??”tanya ku penasaran.
“Nanti ibu jelaskan ,… sekarang lebih baik kamu bersiap-siap lalu kita berangkat!”, perintahnya.
Aku segera ke kamar dan bersiap untuk berangkat bersama ibu fahri,.. di perjalanan ibu fahri menceritakan semua tentang fahri berawal dari penyakit yg melanda fahri semenjak fahri smp,.. ya fahri mengidap leukemia,.. karna itu alasan nya tak bisa menepati janjinya selama 18 tahun membuat aku menantinya,.. ibunya bilang fahri slalu mengingat aku dan dia berharap bisa menemui ku demi menepati janjinya,.. tapi apalah daya nya yg tak sekuat dulu,.. ibu nya berharap jika fahri bertemu dengan ku mungkin dia bisa kembali mengingat semangat nya yg selalu ia genggam penuh pendirian nya.. maka dari itu ibu nya rela datang kerumah ku tuk meminta aku menemuinya.
Dia disana tepat duduk di korsi rodanya memegang photo aku dan dirinya yg berada di taman belakang tempat dimana aku sering mengenang nostalgia masa kecil ku,.. yah sudah terlihat bayangan nya penuh tatapan lirih,.. tak ada kata,.. hanya diam yg tersirat jelas dari bayangannya.. aku menghampirinya,.. menghampiri dengan perlahan agar ia tak terkejut saat aku benar-benar di sampingnya…
“ojan??”,sapa ku pada fahri.
Ku lihat sepertinya dia hanya tersenyum,… “mamah jangan bercanda,.. aku tahu mamah ingin aku tersenyum walau aku tak bisa bertemu ojun?? Aku tahu itu mah”,ujarnya dengan nada yg mulai merendah dan terdengar lirih.
Aku tak tahan,.. air mata ku jatuh tanpa ku sadari,.. dia sahabat ku,.. dia masih mengenal aku?? Masih rindu akan aku??,.. aku memeluk fahri dari belakang,.. “ini aku ojun??”,..
Fahri tersenyum,.. dia mengusap air mata ku,.. yah dia membelai pipi ku,.. belaian yg selalu aku rindukan dari nya di saat tak dapat aku bendung air mata ini,.. lama,.. lama sekali aku memeluknya,.. tangis ku pun amat deras,.. mungkin lebih deras dari deraian air terjun yg berjatuhan,…??
“Aku minta maaf aku ga bisa tepatin janji ku tuk kamu??Aku bukan sahabat yg baik untuk kamu!?Coba kamu lihat aku?? Lihat aku dengan mata kamu yg indah??”,ujarnya bernada tak bersemangat.
“Seharusnya kamu bisa lebih tegar dari batu karang, seharusnya kamu bisa lebih kuat dari tembok raksasa yg ada di cina?! Itu kan yg slalu kamu ucapkan kalau aku pesimis,.. itu jg yg buat aku bisa bertahan atas semua nya yg ada,..? Lihat aku ojan… Coba kamu lihat?? 18 tahun aku menanti kamu,.. 18 tahun aku bertanya tentang kamu?? Tentang kamu yg berjanji?? Tapi selama itu aku tetap jadi seperti apa yg kamu inginkan,.. selama itu juga aku tetap jadi seperti apa yg kamu mau?”,jawab ku bercucuran rasa haru.
Fahri tersenyum,.. “ makasih,.. makasih peri kecil kamu masih ingat sama kata-kata ku,..?
“Apapun itu aku selalu ingat,… tak pernah ada yg terlupa dibenak karna semua terasa nyata”,ujar ku menatap nya dengan senyuman.
Fahri tersenyum lagi “jun bisa kamu bantu aku ke kamar disini mulai dingin??”,tanya nya meminta tolong ,tak menunggu lagi aku pun mendorong kursi rodanya,..
Fahri berbaring di tempat tidurnya dengan bantuan aku dan perawat…,
“peri kecil,.. janji yah kamu akan selalu tersenyum walau nanti aku harus pergi walau nanti aku ga ada lagi,. Aku minta maaf karna ga pernah bisa tepatin janji aku??”, pesan nya.
“hmm( aku tertawa kecil sambil meneteskan air mata) kamu bisa ajah bercanda??”,gurau ku dengan mencubit pinggangnya seperti biasa yg aku lakukan semasa kecil dulu.
Dia memegang tangan ku erat sangat erat bagai memeluk ku,.. hingga terasa,..akan kehangatannya,… perlahan tatapan matanya pun mulai sirna gengaman tangan nya pun tak erat lagi ,… Awal nya ku kira ia tertidur namun perkiraan ku salah,… nafas nya tak berhembus lagi?? Aku lemas tak berdaya menahan rasa sakit ku akan perginya dia,… ya,.. aku merindukan nya jauh sebelum sampai aku kehilangannya,… merindukan nya tuk selamanya,… aku merindukan mu,… sangat rindu,… setengah mati,….